Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci
TRIBUN-VIDEO.COM, PANCORAN MAS - Meski harus menempuh jarak puluhan kilo dari Kemayoran, Jakarta Pusat menuju Depok, Jawa Barat, namun itu tak menghalangi niat kuat Karim Maullah (10) untuk bersekolah.
Kisah kegigihan bocah kelas 3 SD di Sekolah Nonformal Masjid Terminal (Master) Depok ini pun sempat viral di jagat media sosial.
Bagaimana tidak, setiap harinya bocah berusia 10 tahun ini sudah bangun seberangkat menuju sekolah menggunakan KRL Commuterline.
TribunJakarta.com pun siang ini berkesempatan menengok Karim yang sedang belajar menuntut ilmu di sekolah nonformal Masjid Terminal (Master) Depok.
Saat ini, Karim duduk di bangku kelas 3 Sekolah Dasar (SD). Kelasnya terbuat dari sebuah peti kemas berkelir biru.
Saat TribunJakarta.com menyambangi sekolah Karim, kelas itu sedang belajar membuat sebuah prakarya.
Tampak seorang guru mengenakan pakaian koko berkelir putih sedang mengajarkan anak-anak teman sekelas Karim cara membuat mahkota dari kertas karton.
Para murid, khususnya murid perempuan pun tampak antusias menyaksikan sang guru memberi pentunjuk.
Setelah sang guru selesai memberi petunjuk, masing-masing anak tampak bersemangat mencoba membuat mahkota tersebut.
Tak terkecuali Karim yang sedari tadi tampak diam dan memperhatikan dengan seksama apa yang diajarkan oleh sang guru.
Berbeda dari temannya yang lain, TribunJakarta.com melihat Karim agak sedikit pendiam di dalam kelas.
Bila teman-temannya yang lain tampak asik berlarian kesana kemari, Karim tampak sibuk membuat prakarya mahkota.
Dibantu oleh seorang temannya bernama Hendra, Karim tampak sangat telaten membuat mahkota yang terbuat dari kertas karton berkelir biru.
Sesekali ia juga tampak bercanda dan bergurau dengan teman dekatnya itu.
Setelah selesai membuat mahkota, tampak Karim mengeluarkan sebuah spidol hitam dari dalam tasnya.
Kemudian, ia menuliskan namanya di mahkota tersebut sambil sedikit demi sedikit menghiasnya.
Setelah selesai menghias, Karim pun dengan bangga memakai mahkota hasil karyanya itu.
Tak beberapa kemudian, jam dinding yang berada di kelas itu pun menunjukkan pukul 12.00 WIB.
Sang guru yang tadinya tampak sibuk membantu teman-teman Karim mebuat prakarya pun langsung beranjak dari duduknya.
"Ayoo anak-anak sudah pukul 12.00 WIB, waktunya pulang. Segera rapikan lantai terlebih dahulu sebelum pulang," ucap guru itu.
Mendengar ucapan sang guru, Karim pun dengan segera langsung membereskan peralatan sekolahnya.
Ia memasukkan kembali spidol yang ia gunakan sebelumnya ke dalam tas berkelir abu-abu.
Kemudian, tas tersebut ia kenakan di punggungnya. Seusai keluar dari kelas, ia langsung mencari sang nenek yang sudah menunggunya di warung, tak jauh dari kelas Karim.
Setelah itu, ia bersama sang nenek dan seorang teman dan ibu temannya langsung berjalan pulang menuju kontrakan barunya di kawasan Depok.
Kini, ia tak harus lagi menmpuh jarak puluhan kilo untuk bersekolah. Karim saat ini tinggal di sebuah kontrakan yang berada di seberang sekolahnya.
Tempat tinggal Karim ini menyerupai sebuah kios toko dengan pintu rolling door dibagian depan dan samping.
Pintu akses masuk pun berada di bagian samping, tepat di samping rolling door yang ada di bagian kanan toko.
"Ini kontrakan nenek sama Karim yang baru, ada etalase tokonya juga untuk nenek berjualan," ucap Diana (61), nenek Karim, Selasa (30/4/2019).
"Terimakasih Komunitas Indonesia Memberi yang sudah bantu nenek dan Karim," tambahnya.
Setelah mendapat sejumlah bantuan, Diana pun berharap sang cucu bisa lebih rajin sekolah lagi agar cita-citanya tercapai.
"Ya pokoknya yang penting Karim makin semangat sekolah, makin rajin juga agar cita-citanya jadi tentara bisa tercapai," ujarnya.
TRIBUN-VIDEO.COM, PANCORAN MAS - Meski harus menempuh jarak puluhan kilo dari Kemayoran, Jakarta Pusat menuju Depok, Jawa Barat, namun itu tak menghalangi niat kuat Karim Maullah (10) untuk bersekolah.
Kisah kegigihan bocah kelas 3 SD di Sekolah Nonformal Masjid Terminal (Master) Depok ini pun sempat viral di jagat media sosial.
Bagaimana tidak, setiap harinya bocah berusia 10 tahun ini sudah bangun seberangkat menuju sekolah menggunakan KRL Commuterline.
TribunJakarta.com pun siang ini berkesempatan menengok Karim yang sedang belajar menuntut ilmu di sekolah nonformal Masjid Terminal (Master) Depok.
Saat ini, Karim duduk di bangku kelas 3 Sekolah Dasar (SD). Kelasnya terbuat dari sebuah peti kemas berkelir biru.
Saat TribunJakarta.com menyambangi sekolah Karim, kelas itu sedang belajar membuat sebuah prakarya.
Tampak seorang guru mengenakan pakaian koko berkelir putih sedang mengajarkan anak-anak teman sekelas Karim cara membuat mahkota dari kertas karton.
Para murid, khususnya murid perempuan pun tampak antusias menyaksikan sang guru memberi pentunjuk.
Setelah sang guru selesai memberi petunjuk, masing-masing anak tampak bersemangat mencoba membuat mahkota tersebut.
Tak terkecuali Karim yang sedari tadi tampak diam dan memperhatikan dengan seksama apa yang diajarkan oleh sang guru.
Berbeda dari temannya yang lain, TribunJakarta.com melihat Karim agak sedikit pendiam di dalam kelas.
Bila teman-temannya yang lain tampak asik berlarian kesana kemari, Karim tampak sibuk membuat prakarya mahkota.
Dibantu oleh seorang temannya bernama Hendra, Karim tampak sangat telaten membuat mahkota yang terbuat dari kertas karton berkelir biru.
Sesekali ia juga tampak bercanda dan bergurau dengan teman dekatnya itu.
Setelah selesai membuat mahkota, tampak Karim mengeluarkan sebuah spidol hitam dari dalam tasnya.
Kemudian, ia menuliskan namanya di mahkota tersebut sambil sedikit demi sedikit menghiasnya.
Setelah selesai menghias, Karim pun dengan bangga memakai mahkota hasil karyanya itu.
Tak beberapa kemudian, jam dinding yang berada di kelas itu pun menunjukkan pukul 12.00 WIB.
Sang guru yang tadinya tampak sibuk membantu teman-teman Karim mebuat prakarya pun langsung beranjak dari duduknya.
"Ayoo anak-anak sudah pukul 12.00 WIB, waktunya pulang. Segera rapikan lantai terlebih dahulu sebelum pulang," ucap guru itu.
Mendengar ucapan sang guru, Karim pun dengan segera langsung membereskan peralatan sekolahnya.
Ia memasukkan kembali spidol yang ia gunakan sebelumnya ke dalam tas berkelir abu-abu.
Kemudian, tas tersebut ia kenakan di punggungnya. Seusai keluar dari kelas, ia langsung mencari sang nenek yang sudah menunggunya di warung, tak jauh dari kelas Karim.
Setelah itu, ia bersama sang nenek dan seorang teman dan ibu temannya langsung berjalan pulang menuju kontrakan barunya di kawasan Depok.
Kini, ia tak harus lagi menmpuh jarak puluhan kilo untuk bersekolah. Karim saat ini tinggal di sebuah kontrakan yang berada di seberang sekolahnya.
Tempat tinggal Karim ini menyerupai sebuah kios toko dengan pintu rolling door dibagian depan dan samping.
Pintu akses masuk pun berada di bagian samping, tepat di samping rolling door yang ada di bagian kanan toko.
"Ini kontrakan nenek sama Karim yang baru, ada etalase tokonya juga untuk nenek berjualan," ucap Diana (61), nenek Karim, Selasa (30/4/2019).
"Terimakasih Komunitas Indonesia Memberi yang sudah bantu nenek dan Karim," tambahnya.
Setelah mendapat sejumlah bantuan, Diana pun berharap sang cucu bisa lebih rajin sekolah lagi agar cita-citanya tercapai.
"Ya pokoknya yang penting Karim makin semangat sekolah, makin rajin juga agar cita-citanya jadi tentara bisa tercapai," ujarnya.
Melihat Rutinitas Karim, Bocah SD Viral di Gerbong KRL Saat Bersekolah di Master Depok camera iphone 8 plus apk | |
15 Likes | 15 Dislikes |
1,215 views views | 107K followers |
News & Politics | Upload TimePublished on 6 May 2019 |
Không có nhận xét nào:
Đăng nhận xét